Melihat Pramuka Dengan Kaca Mata Baru

0

Tidak terasa hampir 2 jam saya memandangi layar monitor ini. membaca status teman-teman (pada salah satu media sosial) yang seketika membuat saya teringat dengan begitu banyak hal yang telah saya lewati bersama teman-teman di Pramuka saat itu. tertawa bersama, jungkir balik bersama, mengolok-olok senior, memakan makanan yang mungkin bagi orang lain itu tidak layak untuk dimakan dan terkadang menangis pun bersama-sama. Mungkin saat ini saya jauh dari lingkungan Pramuka, tapi saya masih selalu ingat bahwa saya adalah seorang Pramuka, dan Pramuka adalah salah satu bagian dari carita indah dalam hidup yang akan saya ceritakan pada anak dan istri saya kelak.

Satyaku Ku Darmakan, Darmaku Ku Baktikan, sayangnya masih begitu utopis,  karena pada prakteknya, ternyata hanya berhenti pada pelafalaan yang hanya diteriakkan begitu lantang pada moment-moment tertentu, seperti upacara-upacara dan pelatihan saja. namun dalam prektek keseharian nihil. jika memang ada, tunjukan kepada saya di mana orang yang mengaku telah menjadikan Tri Satya dan Dasa Darma sebagai acuan dalam setiap gerak langkahnya? Jika memang ada, maka saya yakin malaikat pun akan hormat kepadanya.

Saya kembali merenungi apa yang sekiranya yang saya dapatkan di Pramuka, dan bisa saya terapkan dalam kehidupan yang serba instan ini. Semaphore? Baris Berbaris? LKBB Sumpritan? Sandi-sandi? Tali temali? Sepintas memang hal itu hanya bisa kita terapkan di lingkungan Pramuka saja. Lalu hal apa yang memang bisa kita andalkan sebagai seorang Pramuka ketika suatu saat kita berada di lingkungan lain (yang jauh dari aktivitas pramuka)? Setelah beberapa kali mengamati, ternyata dalam setiap aktivitas kita terdapat nilai-nilai yang tanpa dijelaskan, tanpa banyak barteori, dan tanpa dikonseptualisasikan dalam sebuah materi khusus, nilai-nilai itu tertanam dalam setiap anggota pramuka pada setiap aktifitas kepramukaannya. Adalah Kedisiplinan, Kerja Keras, Kepemimpian, Kemampuan Manajerial, Kerja Sama, Menghormati yang lebih tua dan menyangi yang lebih muda, amanah, dan mengakui kesalahan dan mudah memaafkan orang lain dan yang tak kalah pentingnya adalah nilai-nilai kebersamaan yang selalu hadir dalam setiap aktivitas kita. Dan nilai-nilai tersebut jelas tertuang dalam butir-butir tri satya dan dasa darma yang selalu kita ucapkan teriakkan setiap acara pramuka.

Hal ini yang sempat terpikirkan beberapa tahun lalu, bahwa jangan sampai tenaga, pikiran dan waktu kita hanya tersita pada materi-materi Pramuka saja, dan mengabaikan nilai-nilai yang sejatinya berlaku universal dan dapat kita terapkan di lingkungan manapun. Bahwa materi kepramukaan itu penting, namun nilai-nilai yang terkadung dalam tri satya dan dasa darma jauh lebih penting. Bukanlah sebuah kebanggan jika seorang pramuka menguasai semua materi-materi kepramukaan yang ada, atau memiliki ratusan TKK (Tanda Kecakapan Khusus) atau mempunyai banyak pernak-pernik pramuka pada seragamnnya, karena hanya butuh sedikit meluangkan waktu dan kita bisa menguasai dan mendapatkannya. Adalah sebuah kebanggan terbesar ketika Tri Satya dan Dasa Darma mampu dijadikan sebagai landasan berpikir bertindak dan bekerja seorang pramuka, Itulah pramuka sejati.

Maka hal yang harus kita pikirkan hari ini selain materi kepramukaan adalah internalisasi nilai-nilai Tri Satya dan Dasa Darma kepada setiap anggota pramuka, sehingga hal itu yang menjadi ciri khusus yang membedakan antara anggota pramuka dengan anggota organisasi lainnya.

Sudah saatnya kita membedah tri satya dan dasa darma.

Sudah saatnya kita mengukur sejauh mana Tri Satya dan Dasa Darma kita aplikasikan dalam keseharian kita, sehingga Tri Satya dan Dasa Darma tidak hanya dijadikan sebagai pelengkap tradisi upacara saja.